Showing posts with label babbling. Show all posts
Showing posts with label babbling. Show all posts

Tuesday, June 25, 2013

randomly randomness

malam. kafein. dan bicara pada maya.
lari. meski entah dari apa.
repetisi. tautologi.

jenuh kah? mungkin.
pada apa?
bukankah bingar dan senyap saling mengisi tanpa henti?

satu yang pasti.
kosong ini butuh isi.

Saturday, March 16, 2013

insomnia


Tahukah kamu bagian terburuk dari insomnia yang mengusik malam-malammu?
Bukan, bukan saat kamu habiskan berjam-jam lelahmu dengan coba pejamkan mata namun tak bisa.
Bukan, bukan saat kamu fokuskan pikirmu untuk terlelap namun tak kuasa.
Bukan, bukan saat kamu tersadar bahwa kantuk mendera namun raga memaksa tetap terjaga.
Bukan, bukan saat kamu pertanyakan mengapa dan tak temukan jawabnya.
Bukan, bukan itu.

Bagian terburuknya adalah saat kamu akhirnya tertidur,
dan kamu pikir akhirnya mampu lenyapkan insomnia yang mengganggu waktu tidurmu,
tapi sekejap kemudian kamu terbangun..
dan tersadar akan isak yang entah sejak kapan kamu hadirkan..
kamu hanya tahu bantalmu kuyup bukan oleh peluh..
dadamu sesak..
pipimu basah..
dan saat kamu beranjak menatap cermin,
sembab di matamu yang angkat bicara.
Lalu sekelebat mimpi yang terasa nyata mulai mengurai sebabnya..

TUHAN, tak bolehkah ku sekedar terlelap saja?
Tanpa perlu kembali pertanyakan apa atau mengapa kala kubuka mata?

Friday, March 1, 2013

be strong!!


Kadang hidup itu menyebalkan yaa?

Suatu ketika kamu merasa jatuh, sakit, sedih, kecewa...
ingin mengeluh tapi tak ada tempat untuk berkesah..
ingin bersandar sejenak tapi tak ada pundak yang siap menopang..
ingin berbagi tapi semua justru mendadak berebut mencari pendengar..

Kemudian kamu pun mencoba untuk bangkit, untuk tegar...
mengusap air mata dan coba goreskan segaris senyum tulus di wajahmu,
menghapus habis jejak-jejak kepedihan yang awalnya kamu rasa,
menutup luka menganga yang kerap kali muncul,
mencoba tak hiraukan jutaan mimpi buruk yang terus-menerus hantui tidurmu, dan membuatmu tak henti menangis karenanya..

Hingga akhirnya kamu mampu tersenyum dan meyakinkan pada dunia bahwa kamu kuat..
Kamu mampu menghadapi smuanya sendiri..
Cukup ikhlas dari hatimu, dan TUHAN di balik semuanya...
Kamu bahagia,
atau paling tidak kamu mampu meyakinkan dirimu bahwa kamu bahagia...

Tapi kemudian,
Semua seolah menjadi serba peduli padamu..
Sibuk bertanya apakah kamu tidak apa-apa?
Sibuk meyakinkan diri mereka bahwa kamu baik-baik saja?
Bahkan di saat kamu terus tersenyum dan memasang wajah bahagia,
Mereka terus bertanya, bertanya, dan bertanya...

Dan akhirnya,
Kamu pun kembali jatuh, sakit, sedih, dan kecewa...
Karena semua luka itu mendadak kembali terbuka di depan matamu...
dan usahamu untuk menjadi kuat, menjadi hilang tak bersisa...

TUHAN, ajari aku untuk menjadi kuat, terus kuat, dan tetap kuat...

Thursday, February 7, 2013

stuck

Sometimes in your life,
you just stuck in the moment that you don't know what to call it.
You're just scared.
You're angry.
You're sad.
You don't know what to do.
You wanna scream and cry as loud as you can.
But you know,
Nobody cares.
No one's gonna listen.

But by that time also,
You'll realize how much important ALLAH in your life.
'Coz HE is The One who always there.



---Ok. Sorry for the worst using grammar. I just really need to babble.---

Thursday, October 25, 2012

teach me

De'..
ajari aku caramu memandang dunia
caramu melihat hidup dengan lebih dewasa..
Bukankah kau bilang kita tak punya beda?
sama-sama dipaksa menatap realita dengan lebih sederhana
Semua pasti terlihat lebih indah, katamu

Aku mencoba, De'..
tapi tetap ada sakit, ada perih, ada sesak..
dan ragu itu tetap nyata.
bukan lenyap tanpa sisa seperti katamu.

Tidakkah kau merasakannya juga, De'?
ketakutan ini..
keraguan yang semakin nyata saat ia tiba?

Ajari aku senyummu, De'..
kuat dan tegarmu untuk selalu bangkit dan berujar: "Jangan menyerah, Kak."


Tawa lepasmu itu..
Ataukah kau pun menangis di belakangku?

Saturday, October 13, 2012

Bolehkah?


Bolehkah aku bersahabat dengan air mata?
ketika langit tak lagi rintik oleh hujan.
ketika daun enggan basah oleh embun.
ketika samudra tak kunjung riak oleh ombak.

Bolehkah aku bersahabat dengan air mata?
ketika pekat tak temukan lentera untuk kilau cahaya.
ketika hening tak usai oleh cengkrama.
ketika lenyap menjadi biasa,
dan hilang seolah nuansa.

Bolehkah aku bersahabat dengan air mata?
ketika temaram makin memburam.. lalu tiada.
nyala berubah redup.. lalu padam.
dan jiwa makin lelah berucap asa.

Bolehkah aku bersahabat dengan air mata?
agar ketika ia jatuh, sakit tak lagi punya rasa.

Wednesday, September 26, 2012

.untitled.

It's totally wrong. I know it for sure.
And actually I also know what I have to do.

As simple as that.
But. . . . . . . . . . 

Saya masih sangat jauh dari (mau) mengerti yaa, ALLAH?-____-

Friday, August 24, 2012

Perahu Kertas (2)

Purna sudah. 434 halaman.


Ternyata..mimpi itu terlalu lekat aku simpan.
Sebelas tahun.
Terjalin rapi kemudian terekam jelas dalam wujud memori yang entah kapan terhapus waktu.

"Liat mataku. Yakin, itu hati kamu yang ngomong?"
Kata-kata itu. Dan anggukan kecil tanpa suara.

"Oke. Aku janji."
Tiga kata "terakhir" itu.

Aku yang punya mimpi.
Aku yang membentuknya sendiri.
Aku yang membiarkannya tetap disini meski lingkaran masa memaksanya pergi.
Merangkainya dalam kepingan-kepingan puzzle yang suatu saat akan menjadi lukisan yang punya nyawa.
Tapi.. saat itu tak akan pernah tiba. Satu-satunya hal yang kutahu pasti sejak awal bermimpi.

Dan detik ini..
Aku ingin terbangun saja.
Melenyapkan semua mimpi tentangnya.
Mustahil untuk melupakan. Tapi aku akan mencoba bersahabat dengannya.
Lalu kembali tidur dan memimpikan hal baru yang lebih siap untuk kuwujudkan.

Mimpi itu sudah lewat.
Sebelas tahun sudah cukup untuk menyimpan mimpi yang sama.
Sebelas tahun terlalu lama untuk menuntaskan kepingan puzzle menjadi utuh.
Tak perlu usai terlukis, toh mimpi kadang memang tak memiliki ending.

Aku sudah siap tidur dan kembali bermimpi.
Mimpi yang lain,, yang punya nyawa meski belum utuh terlukis.
Tak perlu kurangkai, karena ALLAH yang akan menuntaskannya.=)


*Kali ini, saya siap menonton filmnya!=)

Friday, August 17, 2012

Perahu Kertas

Ini bukan tentang resensi novel atau film yang baru saja rilis.
Ini tentang......
Memori.




Sekitar sebulan-dua bulan lalu Perahu Kertas seolah menjadi topik yang banyak dibahas di mana-mana.

Setidaknya, di dunia maya tempat saya cukup banyak menghabiskan waktu.
Twitter, facebook, forum-forum dan milis kepenulisan yang saya "ikuti"...
Lalu berita tentang diangkatnya novel ini ke layar lebar.
Judulnya tidak terdengar asing.
Lagipula ini Dee. Salah satu penulis yang saya suka karya-karyanya.
Lalu Maudy Ayunda yang menjadi tokoh utama.
Sosok yang juga saya suka.

Satu-dua bulan lalu itu...

Yang ada di benak saya hanyalah: "Saya ingin menonton film ini."
Sekilas ingat, saya sudah pernah membaca novelnya.

Sekali lagi, ini Dee. (Seharusnya) saya (memang) sudah membaca novelnya.
Berulang kali saya menonton trailer (film)nya.
Ini tidak asing. Tapi saya mulai bertanya: Apa benar saya sudah membaca novelnya (sampai habis)?

Dan malam ini... baru malam ini...

Jemari saya tergerak untuk membuka file-file e-book dalam notebook saya.
(Saya memang tidak punya novel Dee versi cetak. Payah yaa..??:p)

Dee --> Perahu Kertas --> Open.
Halaman satu... halaman dua... halaman tiga...
Tidak. Ini tidak asing. Saya pernah membacanya.
Tapi, memasuki halaman-halaman selanjutnya...

Saya memang pernah membacanya. Beberapa tahun lalu.
Tapi tak pernah tuntas.
Dan akhirnya saya ingat kenapa.

Ada Keenan di sana yang selalu mengingatkan saya pada sosok yang lain.
Ada lukis.
Ada Amsterdam.
Ada mimpi menjadi penulis.
Ada "kecil".
Ada memori itu.

Satu-dua bulan lalu saya sangat ingin menonton filmnya...

Beberapa waktu lalu saya begitu bersemangat (kembali) "melahap" novelnya...
Tapi malam ini, saya terhenti di halaman 124.
Menyerah pada "emosi berbeda" yang menyeruak sejak halaman pertama dan seketika tertumpah dalam riak di ujung mata.
Merasa sangsi untuk meneruskan ke halaman selanjutnya.
Dan mendadak ragu untuk menonton filmnya.

Entah esok atau lusa, saya pasti akan melahap habis novel ini.

Pun menonton filmnya.
Tapi tidak sekarang.
Perlu waktu untuk menata hati.
Perlu waktu untuk menjadikannya hanya sekedar memori,
yang kelak hanya akan membuat saya tersenyum ketika mengingatnya.


Ternyata,

Melepaskan mimpi tak berarti mampu bersahabat dengan memori...

Friday, August 10, 2012

denial?

read.
not replied.
and then read again.
(still) not deleted.

Thursday, November 5, 2009

Aku Lupa

aku lupa
ada warna lain selain kelabu

aku lupa
ada terang, tak hanya gelap

aku lupa
Cahaya yang tak pernah berhenti berikan sinar
di saat ku justru lebih peduli pada keremangan

aku lupa
kosong ini butuh isi

aku lupa
ada Pemilik Langit yang jauh lebih indah dari langit yang seringkali kukagumi

TUHAN..
izinkan aku kembali..

Sunday, November 16, 2008

Lelah

Tak perlu miliki indah untuk bahagia, aku hanya perlu merasakannya
Seperti mimpi, yang hanya hadir sesaat lalu sekejap sirna saat terjaga..
Tapi ku tak peduli
Sudah terlalu lelah untuk kucari tahu dan pastikan yang tersisa dalam asa
Sebab kini, mungkin yang kupunya hanya tiada..

Aku bukan tak ingin kepakkan sayap dan kembali mengangkasa,
namun ku takut kembali jatuh sebab sayapku masih rapuh.
aku hanya mampu menapak bumi,
terpejam mata, menghirup semilir yang menyapa
dan mencoba damai dalam sepi yang mendera

Aku butuh pelangi,
namun hujan tak kunjung hadir ‘tuk memungkinkannya tercipta..

Tuesday, December 3, 2002

ceracau tanpa nama

Kala dia makin melaju dengan kepak sayap jingganya
terbang, tinggi, jauh...
mencari untaian mutiara lain di atas sana,
Aku di sini hanya diam
tertunduk dalam selimut sepi
usapku tak sanggup hapus keluh
Sejenak menatapnya, yang kerap kunjungi bintang,
dan kembali menggapainya
Lagi... dan lagi
hingga kira seribu bintang dalam genggamnya
dalam balut jemari hangat

Uh... sekali lagi
butiran bening gelayuti pipi
cengeng
lagi-lagi cipta danau air mata
dan aliran tuju samudra qalbu

Cukup,
buang siksa ini jauh
aku adalah diriku
tak perlu pandang ia, dia, atau siapa
usah risaukan kala, saat, dan masa
Hadapi kini
Jangan tengok kilas balik atau masa lalu
dan sadari
diri ini indah, asal aku peduli