Purna sudah. 434 halaman.
Ternyata..mimpi itu terlalu lekat aku simpan.
Sebelas tahun.
Terjalin rapi kemudian terekam jelas dalam wujud memori yang entah kapan terhapus waktu.
"Liat mataku. Yakin, itu hati kamu yang ngomong?"
Kata-kata itu. Dan anggukan kecil tanpa suara.
"Oke. Aku janji."
Tiga kata "terakhir" itu.
Aku yang punya mimpi.
Aku yang membentuknya sendiri.
Aku yang membiarkannya tetap disini meski lingkaran masa memaksanya pergi.
Merangkainya dalam kepingan-kepingan puzzle yang suatu saat akan menjadi lukisan yang punya nyawa.
Tapi.. saat itu tak akan pernah tiba. Satu-satunya hal yang kutahu pasti sejak awal bermimpi.
Dan detik ini..
Aku ingin terbangun saja.
Melenyapkan semua mimpi tentangnya.
Mustahil untuk melupakan. Tapi aku akan mencoba bersahabat dengannya.
Lalu kembali tidur dan memimpikan hal baru yang lebih siap untuk kuwujudkan.
Mimpi itu sudah lewat.
Sebelas tahun sudah cukup untuk menyimpan mimpi yang sama.
Sebelas tahun terlalu lama untuk menuntaskan kepingan puzzle menjadi utuh.
Tak perlu usai terlukis, toh mimpi kadang memang tak memiliki ending.
Aku sudah siap tidur dan kembali bermimpi.
Mimpi yang lain,, yang punya nyawa meski belum utuh terlukis.
Tak perlu kurangkai, karena ALLAH yang akan menuntaskannya.=)
*Kali ini, saya siap menonton filmnya!=)
bagi novel e-booknya, email saya fachrielantera@yahoo.co.id
ReplyDelete