Tuesday, December 3, 2002

ceracau tanpa nama

Kala dia makin melaju dengan kepak sayap jingganya
terbang, tinggi, jauh...
mencari untaian mutiara lain di atas sana,
Aku di sini hanya diam
tertunduk dalam selimut sepi
usapku tak sanggup hapus keluh
Sejenak menatapnya, yang kerap kunjungi bintang,
dan kembali menggapainya
Lagi... dan lagi
hingga kira seribu bintang dalam genggamnya
dalam balut jemari hangat

Uh... sekali lagi
butiran bening gelayuti pipi
cengeng
lagi-lagi cipta danau air mata
dan aliran tuju samudra qalbu

Cukup,
buang siksa ini jauh
aku adalah diriku
tak perlu pandang ia, dia, atau siapa
usah risaukan kala, saat, dan masa
Hadapi kini
Jangan tengok kilas balik atau masa lalu
dan sadari
diri ini indah, asal aku peduli